Subscription Economy merupakan bisnis model yang mengenakan biaya secara berulang untuk penyediaan layanan daripada produk fisik. Dengan munculnya model ini, mencerminkan bahwa sekarang metrik pertumbuhan ratusan perusahaan berlangganan di industri modern termasuk layanan SaaS dan e-niaga sudah sangat pesat.
Dunia sedang beralih ke model bisnis jenis baru. Cara orang membeli telah berubah. Dimana saat ini konsumen rela untuk membayar lebih, bahkan berulang, untuk mendapatkan sebuah service daripada produk.
Namun, model bisnis ini sebenarnya sudah ada sejak dahulu. Di tahun 80-90’an ada layanan langganan koran atau majalah yang pembayarannya dilakukan perminggu atau perbulan. Atau berlangganan TV kabel, misalnya. Menjadi lebih populer akibat dukungan internet dan teknologi digital.
Dahulu, Traditional Business Model dimana perusahaan menjual produk kepada pembeli, transaksi terjadi, dan selesai. Serta memiliki banyak fokus seperti memperoleh pelanggan baru, pengiriman komoditas, penagihan transaksi. Tapi di era baru ini, ini semuanya tentang hubungan. Semakin banyak orang menjadi pelanggan karena pengalaman yang dibangun di sekitar layanan lebih memenuhi kebutuhan daripada hanya menawarkan satu produk.
Sebagai sebuah model bisnis, Subscription Economy memiliki fokus utama untuk mempertahankan pelanggan yang ada, memantau penggunaan, menghitung pendapatan, juga menemukan cara baru untuk memberikan nilai sustainable dan valuable kepada pelanggan yang akan membangun loyalitas jangka panjang.
Setidaknya sebanyak 9 dari sepuluh orang di Indonesia mengaku menjadi pelanggan diminimal satu company. Didominasi dengan layanan entertainment, termasuk layanan streaming film atau musik. Hal ini menunjukkan bahwa model bisnis ini sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan masyarakat kini.
Pertanyaannya, mengapa banyak brand yang berpindah dari sistem tradisional menuju metode Subscription ini? Apa yang menyebabkan sistem ini lebih disukai?
1. Pendapatan Bisa Diprediksi
Terjadi karena konsumen bersedia untuk membayar dimuka untuk produk atau service yang akan mereka nikmati. Berbeda dengan metode trandisional dimana belum ada kepastian berapa jumlah revenue.
2. Scale Up Lebih Mudah
Saat kita menawarkan sebuah produk bagainana cara supaya menambah pendapatan? yaitu dengan buat produk baru atau tawarkan service tambahan, jika menerapkan model tradisional. Akan tetapi, hal ini menjadi lebih mudah jika kita menerapkan model subscription. Supaya konsumen mau menaikkan jumlah subscription-nya, tinggal upgrade value dari layanan kita.
3. Hubungan Kuat dengan Konsumen
Pada model tradisional, kita tidak dapat mengetahui feedback dari konsumen karena transaksi yang terjadi terbatas di beli-bayar-selesai saja. Berbeda pada sistem Subscription. Perusahaan dapat mengetahui seluk beluk konsumen mulai dari profil bahkan feedback yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan service atau value perusahaan.
4. Consumer Loyalty
Wujud kesetiaan konsumen untuk menggunakan suatu produk atau jasa dengan continue atau terus menerus, karena memiliki kepuasan yang tinggi terhadap Produk atau Jasa yang digunakan
Subscription Economy merupakan era baru dengan keharusan baru bagi semua perusahaan. Melakukan hal ini akan membangun hubungan yang saling menguntungkan bagi semua orang yang terlibat.
Sumber : Tangan Belang